“AKHLAQ TASAWUF”
Jawaban UTS
Mata
Kuliah Akhlak Tasawuf
Pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) smt 3
Tahun
Akademik 2016/2017
Dijawab Oleh :
1.
SITI FATIMAH (1415101120)
Dosen Pengampu:
IWAN, AHENDA M.Ag.
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
TAHUN 2015/2016
1.
Berikan penjelasan yang faktual hubungan antara akhlak dan tasawuf
yang mengutip pendapat tokoh sekurang-kurangnya 2 tokoh!
Jawab:
Menurut Harun Nasution, mempelajari tasawuf sangat erat kaitannya
dengan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mementingkan akhlak. Dan tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri sedekat
mungkin dengan Tuhan sehingga ia dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan
rohnya dapat bersatu dengan roh Tuhan.
Menurut
K. Permadi, tujuan tasawuf ialah fana untuk mencapai ma’rifatullah, yaitu
leburnya diri pribadi pada kebaqaanAllah, dimana perasaan keinsanan lenyap
diliputi rasa ketuhanan.
Jadi,
inti dari tasawuf adalah kita menepatkan Allah sebagai pusat segala aktivitas
kehidupan dan menghadirkan-Nya Dalam diri kita supaya kita mendapatkan
keridhoan-Nya.
Hubungan akhlak dan tasawuf (irfani) yaitu sebagian besar
pembicaraan tasawuf berkaitan dengan pengetahuan tentang ketuhanan (al-ma’rif
al-illahiyah), tetapi tidak dengan jalan pembuktian ilmiah, tetapi dengan jalan
penyaksian esoterik. Ini berarti bahwa hati manusia harus berfungsi bagaikan
cermin yang bersih sehingga dapat menangkap hakikat dan menyikap tirai. Dengan
cara itu hati seseorang dapat melihat esensi ketuhanan, asma-asma-Nya dan
sifat-sifat-Nya. Dan hubungannya tujuan tasawuf ini dengan akhlak yaitu akhlak
dapat membantu seseorag untuk meghilangkan berbagai kotoran hati yang dapat
menghalangi seseorang dari esensi ketuhanan. Dapat dikatakan bahwa Akhlak
merupakan pintu gerbang ilmu tasawuf.
Ilmu tasawuf pada umumnya terbagi menjadi 3 yaitu tasawuf falsafi
(tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran atau pemikiran
para tasawuf baik yang menyangkut filsafat tentang Tuhan, manusia dan lainya),
tasawuf akhlqi (tasawuf yang menggunakan pendekatan akhlak), tasawuf amali
(yaitu tasawuf yang pendekatannya menggunakan pendekatan amaliyah, wirid dan
kemudian muncul di dalam tarikat).
Dan dari ketiga macam tasawuf diatas mempunyai tujuan yag sama
yaitu sama-sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara
membersihkan diri dari perbuatan buruk/tercela dan menghiasi diri dengan
perbuatan terpuji. Karena itu untuk menuju kepada tujuan tasawuf seseoran harus
mempunyai akhlak yang mulia yang berdasarkan kesadaran dari diri sendiri.
Dengan tasawuf kita akan melakukan pendekatan diri kita kepada Allah melaui
ibadah yang kita lakukan. Dan ibadah kita tersebut berkaitan dengan akhlak
kita. Dan cara beribadahnya kaum sufi juga biasanya berimplementasi dengan
kepada peminaan akhlak yang mulia baik
dari diri sendiri maupun orang lain,
Selain itu akhlak juga merupakan bagian dari tasawuf akhlaqi, yang
merupakan salah satu ajaran dari tasawuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawuf
akhlaqi adalah mengisi kalbu (hati)dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir dan
takut dengan siksaan Allah. Kemudian dilihat dari amalan serta jenis ilmu yang
dipelajari dalam tasawuf amali, ada dua macam hal yang disebut ilmu lahir dan
ilmu batin yang terdiri dari 4 kelompok, yaitu syari’at, tharikat, hakikat dan
ma’rifat.
Jadi,
dari pemaparan diatas dapat disimpulkan hubungan akhlak dengan taswuf yaitu
tasawuf adalah ilmu pengetahuannya, sedangkan akhlak adalah bagian dari cara
tasawuf untuk mencapai tujuannya yaitu mendekatkan diri kepada Allah sehingga kita dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan
rohnya kita dapat bersatu dengan roh Tuhan. Dengan tasawuf kita selalu
beribadah kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya, pastinya
mendekatkan diri kepada-Nya dengan akhlak yang mulia, dan kita takut dengan
siksaanya sehingga kita akan menjauhi perbuatan yang tercela. Dan dengan
tasawuf diri kita akan terus terjaga dan akan selalu ingin beribadah dan selalu
mendekatkan diri kepada Allah karena kita telah mendapatkan kenikmatan
beribadah kepada Allah.
Sumber:
AKHLAK TASAWUF/ Prof.Dr.Rosihon Anwar,M.Ag.
2. Jelaskan
pengertian kesopanan secara bahas dan istilah dan kemukakan contohnya pada
kehidupan sehari-hari!
Jawab
: kesopanan dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita dengar
diingkungan masyarakat yaitu dengan istilah sopan santun.
Sopan santun secara bahasa berasal dari
dua kata, yaitu kata sopan dan kata santun. dan keduanya telah bergabung
menjadi kata sebuah kata majemuk.
Sopan berasal dari kata weruh ing
tatakrama “mengetahui tatakrama” dan santun berasal dari kata salin “berganti”.
Sedangkan secara istilah kesopanan atau sopan santun adalah sikap atau tingkah
laku yang baik,hormat dan beradab serta diiringi oleh rasa belas kasihan dan
berbudi halus yang tercermin dalam tingkah laku, tutur kata, cara berpakaian,
dan lain sebagainya. Seseorang yang memiliki sopan santun tidak hanya memiliki
sikapatau prilaku yang beradab sesuai norma yang dianut oleh lingkungannya akan
tetapi juga memiliki hati yang halus dan rasa belas kasihan kepada orang lain.
Sopan santun juga dapat diartikan sebagai
salah satu aturan atau tata cara yang berkembang secara tuun temurun dalam
suatu budaya dimasyarakat yang bisa bermanfaat dalam pergaulan antar sesama
manusia sehingga terjalin hubungan yang akrab, saling pengertian serta saling
hormat menghormati.
Didalam islam sopan santun yaitu sopan
diartikan sebagai rasa hormat dengan takzim menurut adat yang baik. Sedangkan
arti santun adalah baik dan halus budi bahasa serta tingkah lakunya, suka
menolong dan menaruh belas kasihan. Jadi pengertian sopan santun menurut islam
yaitu suatu bentuk tingkah laku yan halus dan baik serta diiringi sikap
menghormati orang lain menurut adab yang baik ketika berkomunikasi, dan bergaul
yang bisa ditunjukkan kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun.
Sopan santun berhubungan dengan
nilai-nilai peradaban yng dianut suatu kelompok masyarakat sehingga apapun yang
dianggap sopan oleh suatu kelompok masyarakat bisa berbeda dengan kelompok
masyarakat lain.
Contoh
kesopanan atau sopan santun didalam keluarga:
1.
seseorang
anak yang meminta izin terlebih dahulu kepada orang tuanya ketika hendak perg
keluar rumah.
2.
Tidak
membantah ketika dinasehati oleh orang tua
3.
Tidak
berkata yang tidak baik kepada orang tua
4.
Saling
menghormati antara anggota keluarga
5.
Tidak
marah-marah yang tidak jelas terhaadap orang tua
Contoh
kesopanan dalam bermasyarakat antara lain:
1.
Menghormati
orang yang lebih tua
2.
Menerima
sesuatu selalu dengan tangan kanan
3.
Tidak
berkata kotor, kasar,dan takabur
4.
Tidak
meludah disembarang tempat
5.
Tidak
menyala pembicaraan
6.
Ikut
serta gotong royong di masyarakat
Contoh kesopanan dalam lingkungan sekolah:
1.
Menghormati
guru dan teman disekolah
2.
Bergaul
dengan teman yang baik budi pekertinya
3.
Saling
membantu teman yang mendapat kesulitan
4.
Toleransi
sesama teman
5.
Berkata
baik kepada teman dan guru
6.
Menaati
tata tertib sekolah
7.
Menyapa
teman ketika bertemu
SUMBER : http//www.definisi menurut para ahli.com/pengertian sopan
santun dan ramah tamah dan contohnya rabu,9 oktober 2016. Pada jam 20.13
-www.abimuda.com/2015/11/pengertian-norma-kesopanan-fungsi-dan-contoh.html?m=1-
kamis 10 oktober 2016. Pada jam 11.50
3. Bagaimana memberikan penilaian terhadap perbuatan buruk sebagai
dampak dari akhlaq tercela kemukakan tentang dalil menjauhi perbuatan buruk
dari Al-Quran sekurang-kurangnya 5 ayat disertai penjelasan tafsirnya dan
lengkapilah dengan dalil hadits sekurang-kurangnya 3 hadits disertai asbabul
wurudnya. Jawaban dibuat dengan merujuk kebada 2 sumber kitab tafsir dan 2
kitab hadits, sebutka identitas kitab keduanya !
Dalil menjauhi
perbuatan buruk dari Al-quran:
1.Surat Al-Anfall ayat 29
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ
فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ
ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
|
|
|
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan
menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu, Allah
mempunyai karunia yang besar.”(al-Anfaal:29).
Penjelasan Tafsir: Seruan terakhir kepada dan
orang-orang yang beriman ialah seruan untuk bertaqwa. Karena, tidak mungkin
hati ini mau memikul beban yang demikian berat kecuali ia berada diatas
landasan yang jelas dan mendapatkan cahaya yang dapat menyikap syubhat-syubhat,
menghilangkan was-was dan meneguhkan kaki dijalan yang penuh duri. Tidaklah
hati memiliki furqaan daya pembeda antara hak dan bathil ini kecuali dengan
adanya sensitivitas taqwa dan dengan adanya cahaya Allah. Bekal taqwa yang
dapat menghidupkan hati dan membangkitkannya. Juga menghimpun adanya
persiapan-persiapan kewaspadaan, kehati-hatian dan penjagaan diri. Persiapan
cahaya pembimbing yang menyinari jalan-jalan berliku dan tanjakan-tanjakan
sejauh mata memandang, sehingga pandangannya tidak tertutup oleh syubhat-syubhat
yang menghalangi pengelihatan secara total. Bekal selanjutnya adalah bekal
ampunan terhadap dosa-dosa, yang membawa ketenangan, ketentraman, dan keteguhan.
Setelah itu bekal harapan terhadap karunia Allah yang Maha Agung pada hari
ketika semua perbekalan telah tiada dan amalan tak dapat dilakukan.
Jadi, Ayat Al-Quran diatas menyatakan bahwa
dengan ketaqwaan kita kepada Allah maka kita akan takut untuk melakukan
perbuatan buruk dan selalu menjauhinya, dan kita akan takut jika kita tidak
melakukan perintahnya. Dengan ketakwaan pula kita bisa lebih waspada,
berhati-hati, dan selalu menjaga diri dari perbuatan syubhat dan akan lebih
menjaga diri untuk selalu menjauhi perbuatan buruk. Serta hidup akan merasa
tenang, tentram dan mendapatkan ampunan dosa-dosa dari Allah. “TAFSIR FI
ZHILALIL QUR’AN DIBAWAH NAUNGAN AL-QURAN (SURAT AL-A’RAFF 138-AT-TAUBAH 92
JILID 5 HAL. 175-176)”
B. Surat Al-Furqaan ayat 63
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا
وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
|
|
|
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu
ialah orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati. Apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata yang baik”
Penjelasan tafsir: karakteristik hamba
Allah yaitu mereka berjalan dimuka bumi dengan rendah hati, tak dibuat-buat,
tak pamer, tak sombong, tak memalingkan pipi, dan tak tergesa-gesa. Karena
berjalannya manusia, sebagaimana halnya seluruh gerakan adalah ungkapan dari
kepribadian dan perasaan-perasaan yang ada didalam dirinya. Sehingga jiwa yang
lurus, tenang, serius, dan mempunyai tujuan, akan menampilkan sifat-sifat ini,
dalam cara berjalan orang-orang tersebut. Maka, ia pun berjalan dengan lurus,
tenang, serius, dan bertujuan. Padanya terdapat wibawa dan ketenangan, juga
keseriusan dan kekuatan.
Jadi, Ayat Al-Quran diatas menyatakan bahwa
kita sebagai hamba Allah haruslah mempunyai sifat yang rendah hati, dan tidak
sombong, sehingga kita dapat menjauhi perbuatan buruk. Seperti kutipan arti
“Apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik” maksudnya hal ini dilakukan
untuk menjauhi dari perbuatan buruk, dari pada menyibukkan diri dengan sesuatu
yang buruk, mereka hamba Allah akan lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan
sesuatu perkara yang lebih penting dan lebih mulia. “TAFSIR FI ZHILALIL QUR’AN
DIBAWAH NAUNGAN AL-QURAN (SURAT AT-TAHAA 57-AN-NAML 81 HAL. 313-314)”
C. Surat Al-Furqaan ayat 68-72
Yang artinya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan
lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang
melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosa (nya). Yakni akan dilipat gandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan
terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal
sholeh. Maka itu, kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan, adalah
Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat kepada
Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak
memberikan persaksian palsu. Apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan
menjaga kehormatan diri mereka”.
Penjelasan tafsir: Jadi, dari ayat di atas terdapat
karakter hamba-hamba Allah yaitu mereka tak menyekutukan Allah, tidak membunuh
jiwa manusia, dan tidak berzina. Itu adalah dosa-dosa besar yang terlarang yang
di ancam dengan adzab yang pedih. Dan hamba-hamba Allah yang mengetahui balasan
dari perbuatan yang buruk tersebut akan takut untuk melakukannya dan akan
menjauhi perbuatan buruk tersebut. Dan mereka tidak akan menyibukan diri dengan
sesuatu yang tidak berfaedah tetapi mereka lebih memanfaatkan waktu kosongnya
dengan sesuatu yang baik dan yang bermanfaat. “TAFSIR FI ZHILALIL QUR’AN
DIBAWAH NAUNGAN AL-QURAN (SURAT AT-TAHAA 57-AN-NAML 81 HAL. 315-317)”.
Dalil menjauhi perbuatan buruk dari hadis:
عَنْ اَبِىْ ذَرٍ رَضِىَ للَّهُ عَنْهُ قَا
لَ رَسُوْل للّهِ صَلّي عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَتَّقِ اللّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ
وَاتَبِعْ السَّئةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالقِ النّاسَ بِخُلُقِ حَسَنِ (رواه
تِرْ مِذِي)
“Diriwayatkan
dari Abu Dzarr r.a, ia berkata Rasulullah SAW berpesan kepadaku: “ bertaqwalah
kepada Allah dimana pun engkau berada. Dan ikutilah kejahatan itu dengan
kebaikan, niscaya ia akan menghapusnya. Dan bergaulah terhadap sesama manusia
dengan akhlak yang baik,”(HR. Tirmidzi)
Asbabul al-wurud hadist: Adapun latar
belakang yang menyebabkan lahirnya hadits diatas adalah ketika Abu Dzaar
menyatakan keislamanya dimekah, Rasulullah SAW, bersabda kepadanya: “kebenaran
bagi kaummu dengan harapan semoga Allah memberi manfaat kepada mereka. Ketika
beliau melihat betapa Abu Dzaar sangat berkeinginan tinggal bersamanya dimekah.
Rasulullah SAW memberitahukan ketidakmungkinannya.namun beliau berpesan yang
isinya adalah hadis diatas.
SUMBER: HADITS TARBAWI/Dr.Wajidi
sayadi,M.Ag.
عَنْ عَا ئِشَةَ قَلَتْ:قَا لَ رَ سُوْلُ ا للهُ ص ( لَا تَسُبُّوْ
االْاَ مْوَ ا تَ,فَاِ نَّهُمْ قَدْ اَفْضَوْ اِ الَى مَا قَدَ مُوْا) اَخْرَ جَهُ
الْبُخَا رِيْ
Artinya :
“Dari Aisyah. Ia berkata :
telah bersabda Rasulullah saw. : janganlah kamu maki orang-orang yang sudah
mati, karena mereka sudah sampai kepada apa yang mereka telah sediakan.” HR.
Bukhari Hadits ke 1531 dari kitab Bulughul-Maram.
Asbabul Wurud :
Makian dan
cercaan kamu tidak bisa mengubah keadaan mereka, karena mereka telah sampai
kepada tempat menunggu balasan bagi amal-amal baik atau jahat-jahat yang mereka
telah kerjakan.
SUMBER : Bulughul Maram
(Ibnu Hajar Al-‘Asqalani) Hadits
4. jelaskan persepsi manusia terhadap
fenomena keburukan akhlak!
Banyak orang yang berselisih untuk menilai
suatu perbuatan manusia lainnya, dipandang baik oleh suatu masyarakat atau
bangsa di pandang buruk oleh yang lainnya. Dipandang baik waktu ini dinilai
buruk pada waktu yang lain. Dan dalam menetapkan nilai perbuatan manusia,
selain memperhatikan nilai yang mendasarinya, kriteria lain yang harus
diperhatikan adalah cara melakukan perbuatan itu. Meskipun seseorang mempunyai
niat yang baik, tetapi dilakukan dengan cara yang salah, tetap saja orang tersebut
dinilai telah melakukan perbuatan buruk atau dinilai melakukan perbuatan
tercela, karena salah melakukannya, maksud disini bukan tercela karena niatnya
, karena kadang-kadang perbuatan tercelanya manusia itu dikarenakan keyakinan
yang salah.
Selain itu tingkah laku manusia juga dapat
diketahui dengan memperhatikan beberapa elemen yaitu: kehendak/rasa, yaitu
sesuatu yang mendorong yang ada didalam jiwa manusi. Dan manifestasi dari
kehendak, yaitu cara dalam merealisir kehendak tersebut.
Dan selanjutnya untuk menilai baik buruknya
niat dan cara seseorang dalam dalam melakukan perbuatannya haruslah berdasarkan
ajaran islam sebagaimana firman Allah SWT. Q.S An-Nisa (4): yang artinya” Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Taatilah Rasul-Nya dan orang-
orang yang memegang kekuasaan diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah SWT dan hari kemudian
yang demikian itu lebih utama bagi kamu dan lebih baik akibatnya”.
Jadi, inti dari pemaparan diatas yaitu
jangan sampai kita terjerumus kepada keburukan akhlak, karena keburukan akhlak
itu menurut persepsi manusia dipandang dari sikap kita atau tingkah laku yang
kasat mata saja, tanpa harus mengetahui apa sebenarnya niat dari dilakukannya
sebuah keburukan akhlak tersebut. Karena yang awalnya niatnya baik isa jadi
dipandang oleh manusia lain sebagai keburukan akhlak hanya karena kita salah
melakukan tindakannnya.
Kita
manusia sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang
penuh dengan toleransi sehingga ketika kita melihat fenomena keburukan
akhlak yang sifatnya masih dalam tingkat rendah seperti melihat orang yang suka
marah-marah, sombong, pelit dan lainnya kita jangan menganggap bahwa orang
tersebut adalah orang yang paling buruk akhlaknya, tetapi kita sebagai sesama
manusia haruslah saling mengingatkan ke jalan yang lebih baik, dan bukan
menjauhi tetapi meluruskan yang salah pada orang tersebut. Namun apabila
keburukan akhlaknya pada tingkat sedang atau berat, maka kewajiban kita hanya
memperingati atau menegur saja sedangkan yang meluruskan akhlaknya yaitu orang
terdekatnya, keluarganya, atau lembaga hukum lainnya.
Dan Persepsi
manusia pastilah akan sama bahwa mereka tidak akan menyukai akhlaq buruk, atau
perilaku yang tercela karena itu adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.
SUMBER : Mustofa, Akhlaq Tasawuf, (Bandung :Pustaka Setia,2005),
5. jelaskan
dampak keuntungan akhlak mulia!
Akhlak terpuji merupakan sebagian dari
keindahan manusia. Akhlak yang mulia membawa kebahagiaan bagi individu dan
masyarakat pada umumnya.
Seperti yang terdapat pada Q.S An-Nahl ayat 97: Barang siapa yang mengerjakan amal
sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya
akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar