Sutejo Ibnu Pakar

Kamis, 24 November 2016

ISI MAKALAH BKI INDIVIDU SMTR 3




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap lembaga pendidikan formal (TK,SD,SMP,SMA, sampai dengan PT) mempunyai tujuan pendidikan yang disebut dengan tujuan istitusional (tujuan sekolah). Tujuan ini tertuang dalam kurikulum pendidikan. Tujuan sekolah merupakan tujuan intermedier bagi tercapainya tujuan pendidikan yang lebih tinggi, yaitu tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam GBHN.
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, maka setiap sekolah (SD sampai PT) haruslah menyelenggarakan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan pendidikan dan pengajaran untuk mengembangkan aspek akademik, keterampilan, dan sebagainya.
Untuk memberikan perhatian terhadap aspek ini maka salah satu caranya sdalah memberikan bimbingan kepada siswa. Dengan layanan ini, diharapkan kesulitan siswa, baik kesulitan belajar, kesulitan emosional, maupun kesulitan yang lain dapat teratasi dengan baik.
B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah Hakikat Bimbingan?
b.      Bagaimanakah Hakikat Konseling?
c.       Bagaimanakah Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling?
d.      Bagaimanakah Bimbingan, Konseling, dan Kurikulum Sekolah?
C.    Tujuan Penulisan
a.       Untuk mendeskripsikan Hakikat Bimbingan.
b.      Untuk mendeskripsikan Hakikat Konseling.
c.       Untuk mendeskripsikan Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling.
d.      Untuk mendeskripsikan Bimbingan, Konseling, dan Kurikulum Sekolah.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Bimbingan
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance (Bahasa Inggris). Sedangkan secara istilahbimbingan masih terdapat perbedaan antara ahli yang satu dngan ahli yang lain. Mereka umumnya memberikan batasan mengenai bimbingan sesuai dengan latar belakang profesinya, kultur, serta pandangan dan falsafah hidupnya masing-masing. Namun demikian, hendaknya disadari bahwa perbedaan pandangan tersebut justru saling melengkapi antara yang satu denganyang lain. Untuk memahami makna bimbingan beberapa ahli berpendapat sebagai berikut.
a.       Schertzer  dan Stone (1981) memberikan batasan bimbingan sebagai suatu proses bantuan yang ditunjukan kepada individu agar mengenali dirinya sendiri dan dunianya.
b.      Arthur Jones (1977) memberikan batasan, bimbingan adalah suatu bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian serta dalam pembuatan pemecahan masalah. Tujuan bimbingan adalah membantu menumbuhkan kebebasan serta kemampuannya agar menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Dari beberapa batasan yang dikemukakan diatas, menunjukan bahwa para ahli masih belum memiliki pandangan yang sama terhadap istilah bimbingan, sekalipun jika diteliti mereka tetap memberikan pengertian dasar yang sama, yakni bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu.
Bimbingan merupakan suatu proses pemberan bantuan yang ditujukan kepada individu/siswa atau sekelompok siswa yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik kemampuan-kemampuan yang ia miliki serta kelemahan-kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab dalam menentukan jalan hidupnya, mampu memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara tepat dan akhirnya dapat memperoleh kebahagiaan hidup.
Dengan demikian, arah pemberian bantuan dalam bimbingan disekolah adalah individunya, bukan pemecahan kesulitannya. Sebab pada akhirnya individu tersebutlah yang harus menentukan sendiri jalan pemecahnya. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu usaha bimbingan ditentukan oleh kesediaan dan kesadaran siswa itu sendiri.
B.     Hakikat Konseling
Konseling merupakan terjemahan dari kata Counselling (Bahasa Inggris), ada yang sependapat dengan penterjemahan kata Counselling menjadi penyuluhan, namun ada juga yang kurang sependapat dengan alasan karena penyuluhan berasal dari kata suluh, yang memiliki arti obor (penerangan) sehingga konseling diartikan penyuluhan, yang berarti memberikan penerangan kepada orang yang belum tahu tentang sesuatu yang belum ia ketahui agar ia mnjadi tahu. Jika diartikan berdasarkan bahasa Arab, suluh sama dengan ( صلح ) maka akan berarti meluruskan sesuatu yang salah. Barang kali makna ini lebih tepat untuk mengartikan konsling sebagi kegiatan untuk meluruskan prilaku yang salah atau kurang sesuai.
Di bidang pendidikan terjemahan yang paling tepat untuk councelling adalah konseling, dan konseling ini merupakan ciri profesi penyuluhan yang dilaksanakan di sekolah.
Arti istilah Counselling menurut pendapat beberapa ahli:
a.  Arthur Jones (1977) memberikan batasan, konseling adalah suatu proses membantu individu untuk memecahkan masalah-masalahnya dengan cara interviw.
b.  I.Jumhur dan Moh.Surya (1975) memberikan batasan, konseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (face to face relationship).
c.  W.S. Winkel SJ (1997) memberikan batasan penyuluhan merupakan suatu saluran bagi pemberian bimbingan. Dalam rangka penyuluhan diadakan diskusi/pembicaraan antara seorang penyuluh(counsellor) dengan satu orang (indivual counselling) atau dengan beberapa orang sekaligus (group counselling).

Dapat disimpulkan, konseling adalah suatu bimbingan yang diberikan kepada individu(siswa) dengan tatap muka (face to face) melalui wawancara. Hubungan antara bimbingan dan konseling adalah konseling merupakan salah satu teknik dalam memberikan bimbingan. Konseling merupakan bagian dari bimbingansehingga setiap konseling pasti merupakan bimbingan, namun `sebaliknya setiap bimbingan tidak harus konseling.
C.    Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Adapun prinsip-prinsip bimbibngan yang perlu kita pedomi, agar dapat melaksanakan pelayanan bimbingan dengan sebaik-baiknya, sehingga pelayanan bimbingan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Yaitu sebagai berikut:
a.  Hendaknya dalam memberikan layanan bimbingan individu(siswa) dianggap sebagai individu yang berkemampuan, termasuk kemampuan untuk memecahkan masalahnya. Merupakan tugas pembimbing, dengan berpedoman pada prinsip ini, maka orang yang memberikan nasihat atau menentukan apa yang harus dikerjakan siswa berasal dari kesadaran siswa itu sendiri.
b.  Siswa adalah individu yang berharga, sehingga perlu dihormati. Pembimbing hendaknya menunjukkan sikap hormat kepada klien, menunjukkan perhatian agar klien tumbuh rasa percaya terhadap pembimbing, perasaan pada proses bimbingan sangat diperlukan. Dengan rasa percaya terhadap  pembimbing, siswa mau mengemukakan masalah yang sedang dihadapinya dan tidak menaruh perasaan ragu-ragu, curiga, takut, dan sebagainya.
c.  Siswa sebagai individu  merupakan kebulatan. Tingkah lakunya diwarnai oleh keadaan fisik, psikis, serta sosial dan latar belakang lainnya, demikian pula kelainan tingkah lakunya. Dengan demikian, siswa perlu dipahami oleh pembimbing keadaannya secara menyeluruh, juga egi kehidupannya.
d. Siswa adalah merupakan makhluk unik, artinya antara siswa satu dengan yang lain terdapat perbedaan. Dengan demikian, perlu sekali dipahami sifat-sifat dari masing-masing siswa.
e.  Keberhasilan pelayanan bimbingan di sekolah amat diperlukan oleh kesediaan serta kesadaran siswa itu sendiri. Oleh karena itu usaha paling awal yang perlu dilakukan oleh seorang pembimbing disekolah adalah menanamkan kesadaran akan pentingnya bimbingan bagi dirinya, setelah itu baru diberi layanan bimbingan.
D.    Bimbingan, Konseling, dan Kurikulum Sekolah.
1.      Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Tiga jenis kegiatan ini (pendidikan dan pengajaran, administrasi, dan bimbingan) merupakan kegiatan yang saling menunjang satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Ketiganya merupakan kegiatan yang integral.
Untuk lebih dapat memahami kedudukan bimbingan dalam program sekolah, seperti gambar dibawah ini.

Kegiatan
Administrasi
Supervisi

Kegiatan
Pendidikan dan
Pengajaran
Tujuan:
Membentuk manusia yang ber- kembang seoptimal mungkin.

Kegiatan
Bimbingan dan
Konseling



1.      Bimbingan dalam Kurikulum
Kurikulum adalah segala usaha dan kegiatan sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, baik didalam kelas, halaman sekolah, maupun diluar sekolah. Dalam kurikulum termuat segala program pendidikan yang direncanakan untuk dilaksanakan didalam sekolah atau diluar sekolah. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara tegas telah diinstruksikan bagi setiap sekolah (SD,SMP,SMA) wajib melaksanakan layanan bimbingan sebagaimana kegiatan-kegiatan yang lain. Dalam kurikulum 2004 dibagian lampiran disebutkan bahwa setiap sekolah wajib menyelenggarakan program bimbingan konseling dalam bidang pribadi, sosial karier, dan pendidikan. Dengan demikian, keberadaan bimbingan dan konseling disekolah merupakan tuntutan kurikulum dalam rangka mendorong kesuksesan program pendidikan disekolah.
Adapun keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia merupakan bagian dari kurikulum. Artinya, bahwa bimbingan diselenggarakan karena amanat kurikulum.

BAB III
PENETUP
A.    Kesimpulan

Hakikat Bimbingan merupakan suatu proses pemberan bantuan yang ditujukan kepada individu/siswa atau sekelompok siswa yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik kemampuan-kemampuan yang ia miliki serta kelemahan-kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab dalam menentukan jalan hidupnya, mampu memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara tepat dan akhirnya dapat memperoleh kebahagiaan hidup.
Hakikat Konseling adalah suatu bimbingan yang diberikan kepada individu(siswa) dengan tatap muka (face to face) melalui wawancara. Hubungan antara bimbingan dan konseling adalah konseling merupakan salah satu teknik dalam memberikan bimbingan. Konseling merupakan bagian dari bimbingansehingga setiap konseling pasti merupakan bimbingan, namun sebaliknya setiap bimbingan tidak harus konseling.
prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Bimbingan, Konseling, dan Kurikulum Sekolah : Tiga jenis kegiatan ini (pendidikan dan pengajaran, administrasi, dan bimbingan) merupakan kegiatan yang saling menunjang satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Ketiganya merupakan kegiatan yang integral.

DAFTAR PUSTAKA

Mu’awanah, Elfi.2012. Bimbingan dan Konseling Islam si Sekolah dasar. Jakarta:
Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar